Dialog
Seseorang bertanya kepada ku,..
Apa yang membuatmu bahagia?…..
Maka aku menjawab,..
Untuk saat ini tidak ada yang lebih membuatku bahagia selain kesendirian. Pada saatnya kita akan mencari kebahagian itu dalam kesendirian. Duduk dirumah sendiri, mendengarkan musik nostalgia, memakan snack atau dua bungkus indomie dan memikirkan diri sendiri, itu menjadi sebuah kebahagian tersendiri untukku saat ini.
Terkadang kita lupa, lupa untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri, lupa untuk berterimakasih, lupa untuk memuji diri sendiri, lupa memberi reward ke diri sendiri. Kita sibuk memberi hadiah kepada seseorang yang memperoleh suatu prestasi, namun kita lupa memberi hadiah kepada diri sendiri. Kita sibuk membandingkan dengan pencapaian kita dengan pencapaian orang lain.
Lalu apakah kamu akan terus dalam kesendirian?…..
Tanyanya lagi,..
Manusia tidak ditakdirkan sendiri, saat kita sekolah kita diajari bahwa manusia itu zoon politicon. Tentu aku tidak selamanya sendiri, hanya saja saat ini sendirilah yang paling tepat untukku. Dan disitu aku menemukan kebahagiaan.
Sebenarnya, apa yang telah terjadi kepadamu, sehingga kau menemukan kebahagiaan itu saat kau sedang sendiri?…..
Akupun menjawab,..
Banyak yang terjadi padaku. Setelah jutaan langkahku dalam menyusuri waktu sepanjang hidupku. Ratusan tempat aku kunjungi, jutaan malam telah aku lewati. Satu yang aku tahu, Meletakan kebahagiaan ditangan orang lain itu suatu kesalahan, kebahagian yang didapat hanya bersifat semu dan tidak abadi. Bahkan yang lebih menyakitkan kebahagian itu bersifat manipulatif.
Dulu aku berfikir, aku akan bahagia jika memiliki teman banyak, sering kumpul, bermain game bersama, jalan-jalan. Atau mendapat hati perempuan yang aku suka. Benar ini merupakan salah kebahagiaan, jika kita memperolehnya dengan sukarela. Tanpa ada drama atau “mengemis untuk berkumpul dengan mereka”. Pada kenyataannya tidak demikian, banyak diantaranya penuh drama dan manipulasi. Yang satu seolah paling dibutuhkan, yang satu datang saat ada butuhnya, yang lain menjual kesedihan saat kesedihan mereka hilang, menghilang juga mereka.
Dengan sedikit perenungan, perlahan aku mencari kebahagian saat sendiri. Dan ternyata sendiri itu tidak seburuk itu.
Pada akhirnya, kita akan mencari kebahagian dengan kesendirian dan ketenangan.
Adzan Maghrib menggema dipenjuru kota, yang menutup dialogku sore itu.